About Me

Foto saya
Just call me Arif , I was born in Sukorejo-kendal, Central Java (indonesia). Indonesia is my country, is a country with thousands of Arts and culture. "Cita-cita saya adalah menjadi manusia yang hebat, yang serba tahu. manusia yang bisa mengubah mimpi-mimpinya menjadi nyata. mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin"

Twitter

Minggu, 05 April 2015

7 Januari 2015 0:00 WIB Category: Semarang Metro, SmCetak A+ / A-
 
SEMARANG – Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Semarang mementaskan 7 lakon drama di kampus Jl Sidodadi Timur No 24, hari ini (Rabu, 7/1).


Lakon yang dipentaskan meliputi The Old Bell, The Mentors, The Chronicle of Twitter, The Careera, Bloody Mary, The Romanian Uranium, dan The Room.
’’Seluruh naskah lakon merupakan karangan mahasiswa, beberapa diadaptasi dari cerpen dan novel,’’ kata salah seorang mahasiswa, Arif Budi Mawardi, kemarin.
Dia menyatakan pentas yang terbuka untuk umum dan dimulai pukul 07.00 sampai 22.00 itu merupakan ujian dari mata kuliah drama yang ditempuh mahasiswa semester 7. Pentas sekaligus pembuktian mereka berlatih teori dan praktik drama.
Dalam kurun beberapa bulan terakhir, mereka intensif belajar seni peran, meliputi penggarapan naskah, pendalaman karakter, properti, hingga iringan.
’’Semua drama yang bakal dipentaskan bertema horor, drama modern realis dengan bahasa Inggris,’’ kata dia.
Di Unnes
Sementara di Universitas Negeri Semarang (Unnes), mahasiswa Sendratasik bakal menggelar Gelar Karya pada Sabtu (10/1), pukul 19.00. Karya yang ditampilkan merupakan karya baru mahasiswa Program Studi Seni Musik dan Seni Tari.
’’Acara itu merupakan sarana memfasilitasi mahasiswa untuk berkarya. Banyak potensi yang dapat dikembangkan dan layak untuk dikomersialkan,’’ kata Wahyu, salah seorang panitia. Untuk bisa menonton acara tersebut, para pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp 10 ribu.
Hasil dari penjualan tiket, menurut Wahyu, bakal disumbangkan kepada korban lonsor di Banjarnegara.
’’Selain menyuguhkan karya terbaik, kami mencoba merespons keadaan di mana negara kita sedang banyak ditimpa musibah,’’ ujarnya.

Posted on Minggu, April 05, 2015 by Arif Budi Mawardi

1 comment

Penghijauan

KKN UPGRI; Save Mangrove for Future

Kompas | 27 February 2015 | 22:02 Dibaca: 44   Komentar: 1  
 
 
 
Bakau adalah ekosistem yang berperan penting dalam keseimbangan lingkungan. Akar bakau mempunyai fungsi sebagai penyangga tanah sehingga dapat menghindari erosi. Dengan demikian, bakau perlu dilestarikan guna menjaga keseimbangan alam, khususnya daerah pesisir pantai. Sayangnya, masyarakat kurang menyadari akan arti penting bakau bagi kehidupan. Minimnya pengetahuan masyarakat menimbulkan ketidakacuhan masyarakat pada ekosistem yang satu ini. Bakau hanya dianggap sebagai tanaman yang selayaknya tumbuh di pantai tanpa arti tertentu.
Hal inilah yang menjadi kekhawatiran mahasiswa KKN universitas PGRI Semarang Kecamatan Tugu. Ekosistem bakau yang nyaris punah menggugah mereka sebagai kaum akademis muda untuk mensosialisasikan makna pentingnya bakau bagi kehidupan. Hal ini mereka wujudkan dalam kegiatan posdaya KKN Kecamatan Tugu yang mereka harapkan bukan hanya sebagai formalitas kegiatan pengisi kuliah kerja nyata, namun benar-benar sebagai wujud nyata yang bermanfaat.
Kepedulian mereka akan bakau bukan hanya diwujudkan melalui sosialisasi, namun juga dalam aksi nyata berupa penanaman 10.000 bibit bakau di Kecamatan Tugu. Dalam kegiatan ini, panitia menggandeng pula Komunitas Prenjak (pecinta lingkungan dan penggiat tanaman mangrove) untuk turut berpartisipasi. Puncak acara yang akan digelar di desa Tapak, Kecamatan Tugu pada hari Minggu, 1 Maret 2015 ini bertajuk Mangrove Education Festival. Acara tersebut akan diisi dengan sosialisasi pentingnya bakau bagi lingkungan hidup bagi masyarakat, pelajar, dan mahasiswa.
“Slogan save mangrove for future dalam acara ini sesuai sekali dengan tema KKN kami yaitu mensukseskan Semarang sebagai kota layak anak. Maka, selain sosialisasi dan edukasi mangrove tentang pentingnya bakau bagi kehidupan, acara ini juga akan dimeriahkan dengan lomba mewarnai bertema lingkungan mangrove yang diikuti oleh anak-anak PAUD dan TK di Kecamatan Tugu serta pameran expo posdaya KKN tiap kelurahan di kecamatan Tugu,” tutur Arif Budi Mawardi, koordinator kelompok KKN kelurahan Jerakah, Kecamatan Tugu.

Melalui kegiatan ini, para mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang kecamatan Tugu ingin menanamkan arti pentingnya mangrove di pesisir pantai melalui anak-anak, “anak-anak adalah calon agen pembangun bangsa. Maka, merekalah harapan kita,” sambung Arif.
Penanaman 10.000 bibit mangrove oleh warga sekitar dan mahasiswa KKN ini pada mulanya akan dihadiri oleh Rektor Universitas PGRI Semarang. Namun, karena ada kepentingan yang mendesak, kegiatan ini tetap dilaksanakan tanpa orang penting yang mereka undang. “Yang lebih penting adalah manfaat dan masa depan Semarang yang lebih baik. Jika kami dapat memberikan hal yang berguna bagi Semarang, tentu bukan hanya Rektor UPGRI saja yang senang namun seluruh masyarakat Jawa Tengah,”  tutur Suta Hayu Widagdo, salah satu panitia kegiatan dengan semangat.
“Satu-satunya ekosistem Mangrove di Semarang berada di Kecamatan Tugu. Maka, jangan sampai ekosistem yang penting ini musnah. Kita harus mempertahankan dan mengembangkannya,” tutup Suta.

Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2015/02/27/kkn-upgri-save-mangrove-for-future-726754.html

Posted on Minggu, April 05, 2015 by Arif Budi Mawardi

No comments

2 Maret 2015 2:20 WIB Category: Semarang Metro, SmCetak



TUGU – Mahasiswa Universitas PGRI Semarang yang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Kecamatan Tugu, menanam 10 ribu magrove di kecamata tersebut, kemarin. Acara bertajuk ’’Mangrove Education Festival’’ itu juga dimeriahkan sejumlah kegiatan.
’’Lewat penanaman mangrove kami ingin menekankan bahwa kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup kita sangatlah penting. Melalui mangrove, kami juga menanam harapan untuk kehidupan yang lebih baik,’’ ujar koordinator acara, Arif Budi Mawardi. Selain pihak kampus, acara juga melibatkan komunitas pemerhati lingkungan dan aparat TNI.
Ia menjelaskan salah satu fungsi utama mangrove adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan serta meredam gelombang besar termasuk tsunami. Di Jepang, salah satu upaya mengurangi dampak ancaman tsunami adalah dengan memasang Green Belt atau sabuk hijau hutan mangrove atau hutan bakau.

Keterlibatan Mahasiswa
Pembantu Rektor IV UPGRIS, Nizarrudin, yang hadir dalam kesempatan tersebut, menyatakan keterlibatan mahasiswa dalam upaya pelestarian alam adalah implementasi dari tri dharma perguruan tinggi. Dengan begitu, ia mengatakan mahasiswa telah berperan aktif di tengah masyarakat dan ambil bagian dalam berbagai permasalahan.
’’Mereka mengamalkan ilmu yang didapat di kampus.’’
Acara diawali dengan pembacaan puisi bertema lingkungan, dilanjutkan dengan lomba mewarnai dengan peserta murid TK dan PAUD perwakilan dari 7 kelurahan di Kecamatan Tugu. Sepanjang acara juga digelar Ekspo Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Prenjak, salah satu komunitas pencinta lingkungan di Semarang juga turut membantu melakukan penanaman mangrove. Lomba diakhiri dengan lomba karaoke antar-kelurahan.

sumber: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/mahasiswa-upgris-tanam-10-ribu-mangrove-di-tugu/

Posted on Minggu, April 05, 2015 by Arif Budi Mawardi

No comments